PENDUDUK (penduduk dunia, indonesia, jumlah penduduk, usia produktif, pertumbuhan jumlah penduduk)
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
Orang yang tinggal di
daerah tersebut
Orang yang secara hukum
berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat
resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih
tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi,
penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang
tertentu.
Secara umum pengertian Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak. Dan, apakah kependudukan itu? Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Secara umum pengertian Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak. Dan, apakah kependudukan itu? Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Tujuan dan Kegunaan
Ilmu Kependudukan
Dalam mempelajari
demografi tiga komponen terpenting yang perlu selalu kita perhatikan, cacah
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi. Sedangkan dua faktor
penunjang lainnya yang penting ialah mobilitas sosial dan tingkat perkawinan.
Ketiga komponen pokok dan dua faktor penunjang kemudian digunakan sebagai
variabel (perubah) yang dapat menerangkan hal ihwal tentang jumlah dan
distribusi penduduk pada tempat tertentu, tentang pertumbuhan masa lampau dan
persebarannya. Tentang hubungan antara perkembangan penduduk dengan berbagai
variabel (perubah) sosial, dan tentang prediksi pertumbuhan penduduk di masa
mendatang dan berbagai kemungkinan akibat-akibatnya. Berbagai macam informasi
tentang kependudukan sangat berguna bagi berbagai pihak di dalam masyarakat.
Bagi pemerintah informasi tentang kependudukan sangat membantu di dalam
menyusun perencanaan baik untuk pendidikan, perpajakan, kesejahteraan,
pertanian, pembuatan jalan-jalan atau bidang-bidang lainnya. Bagi sektor swasta
informasi tentang kependudukan juga tidak kalah pentingnya. Para pengusaha
industri dapat menggunakan informasi tentang kependudukan untuk perencanaan
produksi dan pemasaran.
Sejarah Pertumbuhan
Penduduk Dunia dan Indonesia
Nampaknya sukar untuk mengetahui secara tepat kapan munculnya makhluk yang disebut homo sapiens (manusia) di dunia ini. Para Ahli memperkirakan pada sekitar 35.000 tahun yang lalu. Waktunya mungkin tidak dipermasalahkan akan tetapi yang jelas angka pertambahan pendudukanya sangat lambat. Pada tahun 1 sesudah masehi, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 250 juta. Jadi membutuhkan waktu 35.000 tahun untuk mencapai jumlah penduduk 250 juta orang.
Pada tahun 1650,
penduduk dunia diperkirakan berjumlah 500 juta. jadi diperlukan waktu sekitar
1650 tahun menjadikan penduduk dunia dua kali lipat.
Pada tahun 1850
penduduk dunia menjadi 1 milyar (1.000.000.000) jumlahnya. Dan masih diperlukan
waktu sekitar 200 tahun untuk menjadikan penduduk dua kali lipat dari jumlah
sebelumnya.
Pada tahun 1930
penduduk dunia diperkirakan mencapai 2 milyar. Dengan demikian hanya diperlukan
waktu kurang dari 100 tahun untuk menjadi penduduk dunia dua kali lipat
sebelumnya.
Pada tahun 1976
penduduk dunia telah mencapai sekitar 4 milyar. Jadi hanya diperlukan sekitar
36 tahun saja untuk melipatgandakan penduduk dunia dari jumlah sebelumnya.
Pada tahun 1985
penduduk dunia sudah mencapai 4,845 milyar jiwa. Dalam tempo hanya 9 tahun saja
pertambahan penduduknya mencapai 845 juta. Istilah population explotion
menggambarkan betapa hebatnya angka pertumbuhan penduduk dunia dewasa ini
sehingga sebuah ledakan bom yang dahsyat.
Entah bagaimana jadinya
planet bumi kita ini pada tahun 2000 mendatang. Berdasarkan perhitungan pada
ahli, penduduk dunia pada saat itu akan mencapai 8 milyar. Para ahli dan orang
awam sama-sama tercengang melihat fakta perkembangan yang demikian cepat itu.
Sehingga mereka sering mereka-reka atau membuat semacam spekulasi. Salah satu
spekulasi menyebutkan bahwa pada masa 900 tahun mendatang hanya akan terdapat
area tempat tinggal 1/32 inci persegi untuk setiap orang di dunia (Nuveen,
1966).
Teori Tentang
Pertumbuhan Penduduk
Meskipun masalah
kependudukan telah lama diperbincangkan di kalangan masyarakat, namun baru di
sekitar abad ke 18 banyak diantaranya yang mulai menganalisis masalah
kependudukan secara sitematis. Meskipun banyak para ahli yang menulis tentang
masalah kependudukan di dunia, akan tetapi diantara tokoh-tokoh yang dianggap
pakar ilmu kependudukan klasik adalah Thomas Malthus dan Karl Marx, sedangkan
untuk generasi berikutnya yang paling menonjol adalah Warren Thompson dengan
teori demografi transisinya.
Teori Malthus Tentang
Penduduk
Orang pertama yang
menulis secara sistematis tentang bahaya daripada pada pertumbuhan penduduk
adalah Thomas Malthus. Ia adalah salah seorang pendeta dan juga ahli politik
ekonomi bangsa Inggris. Pada tahun 1978 ia menerbitkan buku analisis
kependudukan berjudul “Essay On The Principle of Population” dan mempertahankan
pendapatnya bahwa “natural law” atau hukum alamiah yang mempengaruhi atau
menentukan pertumbuhan penduduk. Menurut Malthus, penduduk akan selalu
bertambah lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan bahan makanan, kecuali
terhambat oleh karena apa yang ia sebutkan sebagai moral restrains, seperti
misalnya wabah penyakit atau malapetaka.
Teori Transisi
Demografi
Pertumbuhan penduduk di
belahan dunia sebelah barat tidak dapat dijelaskan hanya oleh teori Malthus
saja. Selama dan setelah revoluasi industri, banyak negara barat mengalami
fenomena pertumbuhan yang terus berlangsung hingga abad ke-20 setelah perang
Dunia Ke-1,beberapa diantara negara-negara itu seperti Perancis, Inggris dan
Skandinavia menunjukkan bahwa pertumbuhannya telah terhenti atau adanya gejala
akan berhenti. Oleh karena itu perlu adanya teori baru yang dapat menjelaskan
pertumbuhan yang eksplosif sifatnya dan juga pertumbuhan yang terhenti-henti sifatnya.
Observasi ini digarap secara sistematis oleh para ahli demografi berkebangsaan
Amerika Warren Thompson pada tahun 1929 dan diberi nama hipotesis transisi
demografi. Thompson dan kawan-kawannya terus menghaluskan hipotesisnya secara
sistematis dan sekarang dikenal dengan nama “theory of the demografic
transition” atau teori transisi demografi. Teori ini menggambarkan empat
proporsi yang saling berhubungan yang dinyatakan menurut tahap-tahap sesuai
dengan pertumbuhan dan berubahnya keadaan penduduk.
Tahap 1 : Jika Angka kematian tinggi sebanding dengan angka kelahiran, menghasilkan angka pertumbuhan nol (zero).
Tahap 2 : Jika Angka kematian menurun tidak disertai dengan penurunan angka kelahiran, maka akan menghasilkan angka pertumbuhan yang positif dan meningkat terus.
Tahap 3 : Jika Angka kematian terus menerus dan disertai dengan menurunnya angka kelahiran, maka akan menghasilkan pertumbuhan yang positif akan tetapi menurun.
Tahap 4 : Jika Angka kematian dan angka kelahiran juga rendah, maka hasilnya adalah pertumbuhan yang semakin berkurang yang pada akhir akan mencapai nol (zero).
Tahap 1 : Jika Angka kematian tinggi sebanding dengan angka kelahiran, menghasilkan angka pertumbuhan nol (zero).
Tahap 2 : Jika Angka kematian menurun tidak disertai dengan penurunan angka kelahiran, maka akan menghasilkan angka pertumbuhan yang positif dan meningkat terus.
Tahap 3 : Jika Angka kematian terus menerus dan disertai dengan menurunnya angka kelahiran, maka akan menghasilkan pertumbuhan yang positif akan tetapi menurun.
Tahap 4 : Jika Angka kematian dan angka kelahiran juga rendah, maka hasilnya adalah pertumbuhan yang semakin berkurang yang pada akhir akan mencapai nol (zero).
Peran Penduduk dalam
Pembangunan Ekonomi
Kapasitas yang rendah dari negara sedang berkembang untuk meningkatkan output totalnya harus di imbangi dengan menurunnya tingkat perkembangan penduduk, sehingga penghasilan riil perkapita dapat meningkat. Dengan kapasitas yang rendah untuk menaikkan output totalnya dan tanpa diimbangi dengan turunya tingkat perkembangan penduduk, maka akan terjadi penundaan terjadinya pembangunan ekonomi. Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan dinegara-negara berkembang,yaitu :
1. Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi.
2. Adanya struktur umur yang tidak favorable
3. Tidak adanya distribusi penduduk yang simbang
4. Tidak cukupnya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.
Penduduk memiliki dua peranan dalam pembangunan ekonomi ; satu dari segi permintaan dan yang lain dari segi penawaran.Dari segi permintaan penduduk bertindak sebagai konsumen dan dari segi penawaran bertindak sebagai produsen.Oleh karena itu perkembangan penduduk yang cepat tidaklah selalu merupakan penghambat bagi jalannya pembangunan ekonomi jika penduduk ini mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menghasilkan dan menyerap hasil produksi yang dihasilkan.Ini berarti tingkat pertambahan penduduk yang tinggi disertai dengan tingkat penghasilan yang tinggi pula.Jadi pertambahan penduduk dengan tngkat penghasilan yang redah tidak ada gunanya bagi pembagunan ekonomi..
Kalau seandainya terjadi penurunan jumlah penduduk,maka akan terjadi pula penurunan dalam rangsangan untuk mengadakan investasi dan permintaan agregatif juga akan turun. Jika perkembangan penduduk tertunda maka akumulasi kapital juga akan menjadi lesu karena beberapa alasan, yaitu : wiraswasta akan mengira bahwa pasar menjadi semakin sempit. Sedangkan karena tingkat keuntungan merupakan fungsi dari luasnya pasar, maka investasi, yang tergnatung pada tingkat keuntungan, akan menjadi berbahaya dan berakibat akan menurun. Disamping alasan itu pertambahan penduduk juga mendorong adanya perluasan investasi karena adanya kebutuhan perumahan yang semakin besar dan juga kebutuhan-kebutuhan yang bersifat umum seperti jalan raya, fasilitas pengangkutan umum, persediaan air minum, kesehatan dan sebagainya. Kebutuhan akan kapital dalam bidang ini relatif lebih besar daripada bidang-bidang lain sehingga penurunan tingkat perkembangan penduduk akan mengakibatkan turunnya akumulasi kapital.
Produktivitas penduduk di negara-negara berkembang adalah rendah sehingga mengakibatkan rendahnya produksi pula. Karena sebagian besar penduduk tinggal di desa dan hidupnya sebagian berasal dari sector pertanian. Maka hampir semua hampir semua penghasilan yang didapatnya akan dikondumeir seluruhnya. Seandainya ada sisa, hanya relatif kecil jumlahnya. Akibatnya tingkat investasi juga akan rendah. Jadi di negara-negara sedang berkembang, dimana sudah terdapat perbandingan yng tinggi antara jumlah manusia dan jumlah faktor-faktor produksi yang lain, perkembangan penduduk yang cepat akan menimbulkan diseconomies of scale. Di negara-negara yang sedang berkembang dimana kepadatan penduduk yang cepat akan dapat pula mendorong perkembangan ekonomi, apabila kapital dan kemampuan managerial termasuk organisasi dan administrasi dapat mengimbangi tantangan penduduk tersebut.
JUMLAH PENDUDUK DUNIA
Jumlah penduduk dunia pada tanggal 1
Juli 2015 diperkirakan sebesar 7,324,782,225 jiwa atau bertambah 1.1182% dari
tahun sebelumnya yang diperkirakan sebesar 7,243,784,121 jiwa.
Data ini berdasarkan hasil laporan
dari Divisi Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang prospek penduduk
dunia yang memperkirakan jumlah penduduk dunia dengan metode medium fertility
mengingat adalah tidak mungkin menghitung penduduk dunia secara tepat dalam
suatu periode tertentu.
Benua Asia menjadi benus dengan
penduduk terbanyak, sedangkan benua Australia dan Oseania menjadi benua dengan
penduduk tersedikit.
Indonesia sendiri diperkirakan
mempunyai penduduk sebesar 255,708,785 pada tanggal 1 Juli 2015 ini.
Adapun persebaran penduduk dunia
berdasarkan benua dan wilayah adalah sebagai berikut:
No
|
Benua
dan Wilayah
|
Jumlah
Penduduk
|
%
|
1
|
Asia
|
4,384,844,097
|
59.86%
|
2
|
Afrika
|
1,166,239,306
|
15.92%
|
3
|
Eropa
|
743,122,816
|
10.15%
|
4
|
Amerika Selatan dan Karibia
|
630,088,917
|
8.60%
|
5
|
Amerika Utara
|
361,127,819
|
4.93%
|
6
|
Australia dan Oseania
|
39,359,270
|
0.54%
|
|
Total
|
7,324,782,225
|
100.00%
|
JUMLAH PENDUDUK
INDONESIA
Analisa Jumlah Penduduk Indonesia
Terbaru
Kemudian langsung saja kita melihat tabel grafik Peningkatan
Jumlah Populasi Penduduk Indonesia yang sumber datanya diambil dari Badan
Sensus Penduduk.
Pada zaman Orde Lama saja Jumlah penduduk Indonesia 97,1
juta jiwa dan pada akhir tahun 2010 jumlahnya dua kali lipat pnduduk jumlah
penduduk Indonesia semenjak kemerdekaan yakni degan jumlah 237,6 juta
jiwa.
Dan disini kita dapat menganalisa pertam bahan jumlah
penduduk Indonesia. Dilihat dari angka rata-rata kenaikan jumlah penduduk yang
dalam setiap 10 tahun berkisar 32 juta jiwa. Maka kita dapat mengambil
kesimpulan pertambahan penduduk pertahunnya adalah 2,6 juta jiwa. Jadi Jumlah
Penduduk Indonesia tahun 2013 sebesar 245,4 juta jiwa. Kemudian Jumlah
Penduduk Indonesia tahun 2014 sebesar 248 juta jiwa.
Akan tetapi ada yang disayangkan dengan pertumbuhan penduduk
Indonesia, meskipun jumlah penduduk dalam tahun ke tahun semakin pesat, namun
persebaran penduduk Indonesia tidak merata ke seluruh wilayah Indonesia yang
terdiri dari 33 provinsi.
Dan kita semua berdoa saja semoga para pemimpin Indonesia
dapat memajukan dan mensejahterakan rakyat Indonesia dan menjadikan Negara
Indoneisa menjadi negara maju di dunia. Dan demikianlah Informasi
mengenai data jumlah
penduduk Indonesia terbaru
USIA PRODUKTIF PENDUDUK
INDONESIA
Indonesia saat ini
memiliki penduduk yang besar, sekitar 251 juta jiwa. Penduduk usia produktif
(15-64 tahun) sekitar 44,98%. Proporsi penduduk usia produktif ini akan terus
meningkat sampai 2025.
"Secara
demokrafis, besarnya proporsi penduduk usia produktif tersebut, merupakan
potensi bagi pembangunan. Karenanya disebut Indonesia sedang menikmati bonus
demokrafi sampai dengan akhir 2025," kata Menko Kesra Agung Laksono, di
Jakarta, Kamis (22/8/2013).
Dalam Seminar
Internasional Mengoptimalkan Manfaat Bonus Demografi untuk Kemajuan Bangsa dan
Kesejahteraan Penduduk, yang diadakan oleh BKKBN, LIPI, dan Asosiasi Profesor
Indonesia (API) tersebut, Menko Kesra mengatakan bahwa bonus demografi itu tidak
serta merta menjadikan sumberdaya pembangunan, dan meningkatkan kesejahteraan.
"Beberapa
prasyarat harus dipenuhi. Penduduk harus berkualitas, terserap dalam pasar
kerja, meningkatnya tabungan di tingkat rumahtangga, serta meningkatnya
perempuan yang masuk dalam pasar kerja," kata Agung.
Menurutnya, empat
prasyarat itu menjadi perhatian pemerintah. Skala prioritas RPJM ke-2
(2010-2014), ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di
segala bidang, dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas SDM, termasuk
pengembangan kemampuan Iptek serta penguatan daya saing perekonomian.
Sementara itu, Kepala
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal,
mengatakan kurangnya perhatian terhadap program kependudukan, khususnya KB
akhir-akhir ini, akan berdampak secara jangkap panjang terhadap pendudukan.
Fasli menyebutkan
hal itu ditunjukkan dengan fakta tidak turunnya angka TFR selama 10 tahun
terakhir.
Dikaitkan dengan bonus
demografi, katanya, masih tingginya tingkat kelahiran dalam periode tertentu,
akan berdampak terhadap membesarnya jumlah beban yang harus disediakan dalam
segala bidang bagi kelompok usia yang belum produktif (usia dibawah 15 tahun).
Secara
demografis, lanjutnya, besarnya proporsi usia produktif tersebut seharusnya
menjadi potensi bagi pembangunan. Indonesia kini tengah menikmati bonus
demografi sampai dengan 2030.
Setelah itu,
tambahnya, secara perlahan bonus itu akan hilang, karena semakin membesarnya
proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas). Diperkirakan pada pertengahan
2020-2030, Indonesia akan menikmati puncak window of opportunity, dimana rasio
ketergantungan mencapai angka terendah yakni 44%-46%.
PERTUMBUHAN JUMLAH
PENDUDUK
Perkembangan Jumlah Penduduk
Indonesia
dalam Kaitannya dengan Perkembangan Penduduk Dunia
dalam Kaitannya dengan Perkembangan Penduduk Dunia
Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang
disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan
penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk.
Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada pertumbuhan. Pertumbuhan
penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara. Jumlah
penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk.
Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus pertama sampai dengan sensus terakhir
jumlahnya terus bertambah. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh
pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang pernah dilakukan oleh
pemerintah Indonesia adalah pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan yang terakhir
2000. Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan
waktu pelaksanaan sensus di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.
a. Indonesia dengan Negara ASEAN
- Jumlah penduduk : Indonesia menempati urutan pertama dalam kelompok negara ASEAN
- Kepadatan penduduk : Indonesia berada pada urutan ke-5, yaitu 114 jiwa per km2, Singapura memiliki kepadatan penduduk paling tinggi dan Brunei Darussalam memiliki kepadatan penduduk terendah
- Pada tahun 2005, laju perumbuhan penduduk Indonesia menempati urutan ke-6 (1,45% per tahun), setelah Laos (2,3% per tahun) Filipina (2,0% per tahun) Malaysia (1,80% per tahun), Brunei Darussalam (1,9% per tahun), Kamboja (1,8% per tahun) serta Singapura dan Thailand (0,8% per tahun
b. Indonesia dengan Negara-negara di Dunia
- Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 (215,27 ju ta jiwa), setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa) dan Amerika Serkat (295 juta jiwa) pada tahun 2005.
- Negara terpadat penduduknya adalah Macao (22.260 jiwa per km2), setelah itu Monako(16.135 jiwa per km2) dan Singapura (7.461 jiwa per km2). Indonesia memiliki kepadatan penduduk jauh di bawah ketiga negara tersebut, yaitu sebesar 341 jiwa per km