Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia.
Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal.
Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila
kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam
diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan
diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung
jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing
individu berbeda.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang
tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya. Manusia yang bertanggung jawab adalah
manusia yang berani menghadapi masalahnya sendiri.
Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat
ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja,
cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan
dengan ikhlas.Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung
jawab. Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa
tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi
kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya
jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai
berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian,
tetapi hanya bantuan saja.
Kesadaran
kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau
atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya,
ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau
dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik.
Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia
dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam
lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi
tetang realitas dan manusia.
Kesadaran menurut Sartre berifat itensional dan tidak dapat
dipisahkan di dunia. Kesadaran tidak sama dengan benda-benda. Kesadaran
selalu terarah pada etre en sio (ada-begitu-saja) atau berhadapan
dengannya. Situasi dimana kesadaran berhadapan oleh Sartre disebut etre
pour soi (ada-bagi-dirinya). Bahwa kesadaran saya akan sesuatu juga
menyatakan adanya perbedaan antara saya dan sesuatu itu. Saya tidak sama
dengan sesuatu yang saya sadari ada jarak antara saya dengan objek yang
saya lihat. Misalkan entre pour soi menunjuk pada manusia atau
kesadaran. Manusia adalah eter pour soi sebab ia tidak persis menjadi
satu dengan dirinya sendiri. Tiadanya identitas manusiadengan dirinya
sendiri memungkinkan manusia untuk melampaui, untuk mengatasi dirinya
dan menghubungkan benda-benda dengan dirinya sesuai dengan yang dimaksud
dan tujuannya. Ketidak identikan manusia dengan dirinya sendiri tampak
dalam kesadaran yang ditandai oleh regativitas, penidakan. Negativitas
menunjukan bahwa terhadap etre pour soi atau kesadaran hanya dikatan it
is not what it is. Maka kesadaran disini merupakan non identitas, jarak,
distansi. Kegiatan hakiki kesadaran merupakan menindak, mengatakan
tidak. Etre por soi tidak lain dari pada menindak atau menampilkan
ketiadaan. Kebebasan bagi Sartre merupakan kesadaran menindak, dan
manusi sendiri merupakan kebebasan. Pada manusialah itu eksistensi itu
mendahului esensi, sebab manusia selalu berhadapan dengan kemungkinan
untuk mengatakan tidak. Selama manusia masih hidup ia bebas untuk
mengatakan tidak, baru setelah kematian maka cirri-ciri hidupnya dapat
dibeberkan. (Alex Lanur, Pengantar dalam “Kata-Kata”)
Pengorbanan
Pengorbanan adalah pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral
yang tulus ikhlas semata-mata. Pengorbanan merupakan akibat dari
pengabdian. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada
perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan
pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian. Dalam pengadian
selalu dituntut pengorbanan, tapi belum tentu pengorbanan menuntut
pengabdian.
Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan Hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan
hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia
menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula
apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika
atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu
yang lama dan terus menerus, sebingga basil pemikiran itu dapat
diuji
kenyataannya.Hasil
pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya.
Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai
pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan
hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan
tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya
yaitu terdiri dari 3 macam :
- Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
- Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat pada negara tersebut.
- Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai
pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut
ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya
disebut ideologi politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya
disebut ideologi negara. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai
unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha,
keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian
kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang
diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau
perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu
segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai,
tentram. Usaha atau peIjuangan adalah kerja keras yang dilandasi
keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan
akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Cita-cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita
adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam
pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa
yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan
demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan
pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan
semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan
perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan
tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin
terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini
persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehinga usaha untuk
mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang
anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak
mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha
mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf angan-angan.
Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan
pada hakekatnya sarna dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena
menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan
suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan
badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena
merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia
mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan
sebagainya. Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri,
seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat,manusia
saling membutuhkan, saling menolong,saling menghargai sesama anggota
masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling
merugikan,dan sebagainya. Manusia sebagai mahluk Tuhan, diciptakan Tuhan
dan dapat berekembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi
kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam sekitarnya
seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Sikap Hidup
Sikap hidup adalah suatu keadaan hati untuk menghadapi hidup ini.
Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang negatif. atau kita
mempunyai sikap optimis atau pesimis? Sikap itu ada didalam diri kita
masing-masing dan hanya kita sendiri yang
tahu.orang
lain akan baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu sangat penting,
setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda
sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan dan keinginan yang
membentuknya. Sikap juga dapat berubah dikarenakan situasi, kondisi,
dan juga lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu
menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa
sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif, dan
sikap non etis disebut juga sikap negatif.